FOKUSETAM.COM, JAKARTA – PT PLN (Persero) siap mendukung penyediaan listrik andal dan bersih untuk pengembangan pusat data (data center).
Komitmen ini bertujuan mendukung pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional melalui akselerasi transformasi digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Budi Arie Setiadi, menyoroti pentingnya pengembangan bisnis data center di Indonesia untuk mendukung pertumbuhan adopsi teknologi digital.
Pemerintah terus mendorong ketersediaan infrastruktur yang memadai agar investasi bisnis data center dapat masuk ke Indonesia.
Pasar data center global diperkirakan akan tumbuh USD 39,7 miliar hingga tahun 2032 dengan peningkatan tahunan sebesar 4,8%.
Sementara di Indonesia, pasar pusat data menawarkan peluang ekonomi hingga USD 3,37 miliar.
Posisi Indonesia sebagai pusat persimpangan jalur komunikasi global memberikan peluang bagi RI untuk menjadi hub bisnis data center.
Budi mengatakan, terdapat kesamaan faktor pendukung (investasi) yang dapat dijadikan benchmark untuk Indonesia.
“Misalnya, kemudahan proses perizinan, ketersediaan infrastruktur dan energi, serta pemberian insentif yang mendukung investasi,” ungkapnya, Rabu (11/9/2024).
Budi menekankan potensi besar Indonesia menjadi pusat data center di tingkat regional. Pemerintah tengah melakukan berbagai kebijakan afirmatif untuk mempercepat pertumbuhan sektor ini.
Sekaligus untuk menciptakan iklim investasi yang mendukung pertumbuhan industri data center. “Serta meningkatkan persaingan usaha, serta menjawab kebutuhan publik melalui inovasi teknologi,” ujar Budi.
RENEWABLE ENERGY CERTIFICATE
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa PLN siap mendukung upaya Pemerintah untuk menyukseskan pertumbuhan bisnis data center di Indonesia.
PLN memastikan siap menjawab kebutuhan energi yang andal, terjangkau, dan ramah lingkungan untuk data center. Pasokan listrik di seluruh sistem kelistrikan kini dalam kondisi cukup.
“Kami juga memiliki pembangkit EBT yang bisa memenuhi kebutuhan data center,” imbuh Darmawan.
Darmawan juga memastikan pihaknya siap memenuhi kebutuhan listrik dengan tingkat keandalan tinggi. Termasuk dalam memasok listrik untuk data center minimal dari dua sumber gardu induk yang berbeda.
“Sehingga jika satu gardu induk mengalami pemeliharaan atau gangguan, masih ada cadangan pasokan listrik dari gardu induk lainnya,” tambahnya.
Tidak hanya listrik yang andal, pihaknya juga siap menghadirkan listrik bersih bagi data center. Saat ini, PLN telah memiliki layanan green energy as a service untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan energi bersih.
“Kami menyediakan Renewable Energy Certificate (REC). Pembangkit-pembangkit kami yang berbasis energi bersih telah dilacak produksinya dan bisa dimanfaatkan melalui REC,” jelas Darmawan.
Darmawan melanjutkan, tracking ini dilakukan oleh lembaga internasional sehingga produk ini diakui di tingkat global. Harganya juga sangat kompetitif dibandingkan dengan Singapura atau Malaysia.
“Kami juga siap jika pelanggan membutuhkan listrik EBT dari pembangkit baru yang khusus untuk pelanggan tersebut,” ujarnya.
PLN bersama Pemerintah tengah menyusun perencanaan dengan menargetkan penambahan pembangkit listrik hingga tahun 2033. Sebesar 75 persen berasal dari energi baru terbarukan, sementara 25 persen dari gas alam.
Dengan ekosistem energi yang ramah lingkungan, Darmawan optimistis Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara lain di kawasan.
“Dengan dukungan kuat dari pemerintah, kami yakin Indonesia bisa menjadi pusat pengembangan data center regional,” ungkapnya.
Darmawan berharap capaian tersebut menjadi kekuatan baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi.
“Sekaligus menciptakan lapangan kerja, menurunkan angka kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (*/fet)
