Berau Catat Inflasi Tertinggi, PPU Paling Rendah se-Kaltim
- account_circle Redaksi
- calendar_month Sen, 4 Nov 2024

Gedung kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur. (Foto: Istimewa)
FOKUSETAM.COM, SAMARINDA – Pada bulan Oktober 2024, Provinsi Kalimantan Timur mencatat inflasi Year on Year (y-on-y) sebesar 1,75 persen. Inflasi tertinggi terjadi untuk Kabupaten Berau, yang mencatatkan angka inflasi mencapai 3,54 persen. Ini menunjukkan perbedaan signifikan dalam dinamika harga pada berbagai wilayah Kalimantan Timur.
Untuk kota-kota utama, inflasi Kota Samarinda tercatat sebesar 1,61 persen. Sementara Balikpapan berada sedikit di bawah dengan inflasi sebesar 1,51 persen.
Pada sisi lain, Penajam Paser Utara (PPU) mencatat inflasi terendah dengan angka 0,85 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur, Yusniar Juliana, mengungkapkan inflasi terjadi karena kenaikan harga yang signifikan, tercermin dari meningkatnya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
Beberapa kelompok pengeluaran yang menunjukkan peningkatan signifikan meliputi kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik sebesar 3,08 persen. Ini mencerminkan meningkatnya permintaan serta kemungkinan gangguan pasokan pasar.
Kelompok pakaian dan alas kaki juga mengalami kenaikan yang cukup besar, yaitu sebesar 2,41 persen. Sementara, kelompok perumahan, yang mencakup biaya air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, naik sebesar 0,52 persen. Hal ini menunjukkan adanya tekanan inflasi pada sektor utilitas yang sering kali berpengaruh besar terhadap pengeluaran sehari-hari masyarakat.
Kemudian pada kelompok kesehatan mencatat inflasi tertinggi, yakni sebesar 5,32 persen, diikuti oleh kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya yang naik sebesar 1,35 persen.
Selanjutnya adalah kelompok pendidikan juga mencatat kenaikan sebesar 1,71 persen, menunjukkan bahwa biaya pendidikan semakin meningkat dan dapat berdampak pada daya beli masyarakat.
“Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran meningkat sebesar 1,90 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat kenaikan sebesar 5,92 persen,” terangnya, mengindikasikan bahwa sektor jasa juga mengalami inflasi yang cukup signifikan.
KELOMPOK PENGELUARAN YANG DEFLASI
Pada sisi lain, beberapa kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks. Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga mencatat penurunan sebesar 0,03 persen. Begitupun kelompok transportasi yang turun sebesar 0,99 persen.
Sementara Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga mengalami penurunan sebesar 0,50 persen. Penyebab penurunan ini karena adanya penyesuaian harga yang lebih kompetitif atau penurunan permintaan.
Secara month to month (m-to-m), terjadi penurunan indeks harga (deflasi) pada bulan Oktober 2024 sebesar 0,16 persen. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada inflasi y-on-y, terdapat tekanan deflasi dalam jangka pendek yang bisa menjadi indikator positif dalam pemulihan ekonomi. Sementara itu, secara year to date (y-to-d), inflasi pada Oktober 2024 tercatat sebesar 1,08 persen.
Dalam konteks yang lebih luas, situasi inflasi ini mencerminkan tantangan masyarakat Kaltim dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan angka inflasi yang bervariasi pada setiap daerah, penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan untuk memahami faktor-faktor penyebabnya agar dapat merumuskan kebijakan yang efektif untuk menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat. (*/fet)
- Penulis: Redaksi