Breaking News
light_mode
Beranda » Kaltim » Pemprov Kaltim Perpanjang Kerja Sama Konservasi hingga 2030

Pemprov Kaltim Perpanjang Kerja Sama Konservasi hingga 2030

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Sel, 22 Jul 2025

FOKUSETAM.COM, SAMARINDA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) memperpanjang kerja sama strategis dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN). Kerja sama tersebut merupakan upaya menjaga kelestarian lingkungan dan mendorong pembangunan berkelanjutan Benua Etam.

Pemprov Kaltim dan YKAN menandatangani kesepakatan tersebut dalam ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim, Senin (21/7/2025). Kerja sama kedua belah pihak berlaku hingga tahun 2030.

Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud menegaskan bahwa kolaborasi ini bentuk komitmen menjadi provinsi hijau yang tangguh menghadapi perubahan iklim. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada YKAN dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

“Kesinambungan kerja sama ini menunjukkan bahwa kolaborasi yang baik akan melahirkan dampak nyata. Semoga sinergi ini terus berkembang demi Kaltim yang lebih lestari,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto, menilai bahwa keberhasilan konservasi untuk Kaltim tidak lepas dari peran aktif pemerintah, masyarakat, dan mitra pembangunan. Ia menyebut bahwa partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan dan sumber daya alam secara legal dan berkelanjutan menjadi kekuatan utama dalam kemitraan ini.

YKAN juga mendampingi masyarakat melalui program Akademi Kampung SIGAP, serta memberdayakan pelaku usaha lokal yang bergerak dalam sektor ramah lingkungan.

“Kolaborasi adalah fondasi dari setiap upaya konservasi yang berkelanjutan. Kami siap melanjutkan peran sebagai mitra Pemprov dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berpihak pada kelestarian alam,” ujar Herlina.

Pemprov Kaltim dan YKAN melanjutkan kemitraan lima tahunan yang telah terjalin sejak 2020. Selama periode sebelumnya, keduanya mencatat berbagai capaian. Mulai dari perlindungan kawasan lahan basah, pengelolaan ekosistem gambut, penguatan kelembagaan desa, hingga penyusunan peta jalan konservasi sektor perkebunan.

  • Penulis: Redaksi
expand_less