BMKG: Cuaca Ekstrem Mengancam Saat Musim Kemarau
- account_circle Redaksi
- calendar_month Sel, 15 Jul 2025

BMKG memperingatkan potensi cuaca ekstrem masih tinggi meski musim kemarau telah dimulai. Hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi terus mengintai. (FokusEtam.com)
FOKUSETAM.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa potensi cuaca ekstrem masih tinggi pada sebagian besar wilayah Indonesia. Meskipun telah memasuki musim kemarau.
Hingga akhir Juni 2025, baru sekitar 30 persen zona musim Indonesia yang benar-benar memasuki musim kemarau. Sebaliknya, wilayah seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua masih berisiko mengalami hujan sedang hingga lebat. Kondisi tersebut bahkan beserta petir dan angin kencang dalam sepekan ke depan.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa dinamika atmosfer yang kompleks masih memicu terbentuknya awan konvektif penyebab hujan deras. Fenomena atmosfer seperti gelombang Rossby dan Kelvin, zona konvergensi, pertemuan angin, serta potensi sirkulasi siklonik Samudra Hindia dan Pasifik turut mendorong pembentukan awan hujan dalam skala luas.
“Meskipun kita sudah memasuki pertengahan musim kemarau, berbagai faktor atmosfer global dan regional masih mendukung terjadinya hujan lebat dan cuaca ekstrem terhadap banyak wilayah,” ujarnya, Selasa (15/7/2025).
Dwikorita menambahkan, potensi cuaca ekstrem masih tinggi pada periode 12–18 Juli 2025. BMKG menetapkan status siaga untuk sejumlah wilayah, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
BMKG juga mewaspadai potensi angin kencang pada berbagai daerah, mulai dari Aceh, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, hingga Maluku. Sedangkan untuk laut, angin lebih dari 25 knot bakal memicu gelombang tinggi pada sejumlah perairan strategis.
WASPADA POTENSI CUACA EKSTREM
Dwikorita mengimbau masyarakat untuk tidak menganggap enteng potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi secara tiba-tiba. Ia meminta masyarakat untuk menjauhi area terbuka saat terjadi petir, menghindari pohon atau bangunan tua saat angin kencang, dan tetap menjaga kesehatan karena suhu panas masih mungkin terjadi dalam pola hujan yang aktif.
“Masyarakat harus tetap waspada, meskipun secara kalender kita berada dalam musim kemarau. Jangan lengah. Cuaca bisa berubah cepat dan membawa dampak besar,” tegasnya.
BMKG juga mengingatkan masyarakat dan pemangku kepentingan untuk terus memantau informasi cuaca terbaru melalui kanal resmi BMKG, yakni situs www.bmkg.go.id, aplikasi InfoBMKG, dan media sosial resmi @infoBMKG. Informasi akan mendapat pembaruan sesuai dinamika atmosfer nasional dan regional.
- Penulis: Redaksi